get app
inews
Aa Text
Read Next : Sukseskan Pilkada Damai, PFI Malang dan Polresta Malang Kota Gelar Lomba Foto

Korban di Kanjuruhan Butuh Terapi Psikologi: Ketika Ingat Lagi Agar Tak Terasa Terlalu Menyakitkan

Kamis, 06 Oktober 2022 | 04:46 WIB
header img
Psikolog menganggap korban insiden Kanjuruhan butuh terapi psikologi untuk atasi traumanya (Foto: Avirista Midaada)

MALANG, iNewsMalang.id - Dampak psikologis Insiden Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, bukan hanya pada orang dewasa. Beberapa anak pun ikut menjadi korban dalam laga yang merenggut ratusan nyawa tersebut.

Lebih detail, psikolog klinis Rininda Mutia mengatakan penyintas insiden yang mengalami trauma dan kondisi kesehatan mentalnya mengkhawatirkan sebaiknya diberi pendampingan kelompok dan pemeriksaan individual oleh profesional.

"Jika kondisi kesehatan mental para penyintas cukup mengkhawatirkan sebaiknya selain ada pendampingan kelompok, dilakukan juga pemeriksaan individual dengan profesional, bisa psikolog ataupun psikiater," ujar Rininda, psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia dan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia seperti dilansir dari Antara.

Psikolog itu mengatakan proses penyembuhan trauma untuk korban insiden bervariasi, tergantung dari bentuk trauma dan karakteristik orang yang mengalami trauma.

Langkah yang dilakukan untuk mendampingi korban insiden meliputi prosedur yang spesifik, ujar dia, mulai dari asesmen, intervensi, hingga evaluasi. "Jadi bukan hanya ditemani atau diajak ngobrol tapi proses menemani dan mengajak ngobrolnya punya tujuan spesifik," kata Rininda.

Dia menambahkan proses penyembuhan trauma untuk korban insiden juga bergantung dari setiap individu. Dua orang yang terlibat dalam insiden yang sama bisa jadi membutuhkan waktu dengan durasi berbeda agar bisa betul-betul pulih dari trauma.

"Seseorang yang mengalami kejadian sama bisa punya penghayatan yang berbeda, bisa menghasilkan trauma yang berbeda pula," jelas salah satu pendiri lembaga kesehatan mental dan psikologi Amanasa Indonesia.

Rininda menambahkan meski memori takkan hilang, yang bisa diusahakan adalah menurunkan intensitas emosi ketika mengingat peristiwa penuh trauma agar tidak terasa terlalu menyakitkan.

 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut