get app
inews
Aa Read Next : Geger, Perwira TNI Jadikan Anak Kepala Suku Gundik, Pasukan Tewas Diserang

Kisah Menegangkan Prajurit Kopassus Menyusup ke Markas GAM

Jum'at, 11 Maret 2022 | 11:19 WIB
header img
Prajurit Kopassus

JAKARTA, iNewsMalang.id – Demi menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ), berbagai upaya dilakukan untuk meredam gejolak perlawanan dari pihak separatis. Salah satunya adalah upaya yang dilakukan oleh satuan intelijen Sandi Yudha/Kopassus ini.

Satuan intelijen Sandi Yudha atau Kopassus kini pernah dikirim untuk menyusup ke pusat kekuasaan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh. Tak hilang akal, prajurit yang dikirim menyamar jadi tukang durian agar berhasil mengelabui musuh. Kisah menegangkan itu diceritakan oleh Sersan Badri (bukan nama sebenarnya) dalam buku Kopassus untuk Indonesia Jilid II dikutip Kamis (11/3/2022).

"Saya pernah menyamar jadi tukang durian yang mengirim dagangan dari Medan ke Lhokseumawe," katanya. Badri harus melewati pos penjagaaan dan pemeriksaan aparat sembari membawa dagangan durian. Saat melintas, dirinya mengaku kerap kali diminta jatah durian.   "Saya beri dua buah durian justru dimarahi lalu ditempeleng. Katanya, kalau untuk GAM pasti saya memberi banyak. Di sini ada satu peleton anggota yang berjaga, mana cukup kalau cuma dua buah durian?" katanya.

Setelah itu, Badri memetakan situasi lapangan di Aceh selama setahun, khususnya Lhokseumawe yang menjadi basis kekuatan militer GAM. Badri pun akhirnya bisa merangkul petinggi GAM dan memosisikan dirinya sebagai petinggi TNI yang menjadi pejuang GAM.

Demi penyamaran sempurna, Badri dan kelompok GAM harus beberapa kali mengecoh pasukan TNI yang sedang berpatroli. Gerak-gerik Badri memang tidak diketahui pasukan TNI, hanya unsur pimpinan yang tahu. Singkat cerita, setelah pemberlakukan Darurat Militer pada tahun 2003, ruang gerak GAM makin sempit. Para petinggi GAM mulai minta dilakukan perdamaian. Tim Kopassus yang menyusup ke wilayah GAM melaporkan amunisi dan logistik GAM sudah sangat menipis. Usai Hari Raya Idul Fitri 2004, turun perintah untuk menangkap tokoh kunci GAM hidup atau mati.  "Semua tokoh kunci yang menjadi sasaran berada di Cot Girek. Hingga saya pamit pukul 15.00 mereka masih ada di sana. Saya pun masih sempat memberi informasi terakhir kepada induk pasukan. Hari H dan Jam J serangan ditetapkan," tutur Badri.  Markas GAM di rawa-rawa Cot Girek kemudian diserbu Kopassus dari semua arah. Gubernur GAM Said Adnan dan ajudannya seorang desersi TNI tewas karena terkena tembakan di dada dan perut.  Hingga pada akhir tahun 2004, tsunami menerjang Aceh sehingga kekerasan berangsur surut. Perjanjian damai Helsinki akhirnya ditandatangi.

 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut