get app
inews
Aa Read Next : Ketua DPRD Jatim Sebut Tidak Setuju saat Temui Ribuan Mahasiswa yang Orasi Tolak Kenaikan Harga BBM

Resepsi Milad Ke-58 IMM di Surabaya, Prof Abdul Mu’ti Bangga Jadi Alumni IMM

Selasa, 15 Maret 2022 | 01:00 WIB
header img
Prof Abdul Mu'ti saat berbicara di Resepsi Milad Ke-58 IMM di PW Muhammadiyah Jatim, Jalan Kerto Menanggal Surabaya, Senin (14/3/2022). (foto: suaramuhammadiyah.id)

SURABAYA, iNewsMalang.id - Forum Keluarga Alumni (Fokal) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur menggelar Resepsi Milad ke-58 IMM di Aula Mas Mansyur Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Jl Kertomenanggal VI/1 Surabaya, Senin (14/3/2022). Hadir dalam resepsi tersebut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti. Resepsi juga diikuti sekitar 250 kader Fokal IMM Jawa Timur. 

Pada kesempatan itu, Abdul Mu'ti mengaku bangga pernah berproses menjadi kader IMM. Meski, dirinya hanya aktif menjadi kader unggul IMM sampai tingkatan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM. “Saya sekarang memang diamanahi jadi Sekum PP Muhammadiyah. Tapi saya juga mau disebut alumni IMM. Saya pernah dikader di IMM. Meski hanya sampai tingkat DPD IMM saja, dan itu pun tidak sampai selesai karena harus melanjutkan kuliah ke luar negeri. Tapi aaya bangga pernah dikader dan kini menjadi alumni IMM,” ujar Abdul Mu'ti dilansir suaramuhammadiyah.id 

Adapun agenda resepsi diisi dengan pengukuhan 20 Koordinator Daerah (Korda) Fokal IMM se-Jatim, dan Launching Graha Fokal IMM Jatim. Juga ada acara sarasehan dan seminar kebangsaan. Prof Mu’ti menuturkan, perjalanannya ketika aktif berproses menjadi kader IMM di IAIN Walisongo, Semarang, Jawa tengah. Waktu itu, IMM menjadi Kelompok minoritas di Kampus IAIN Walisongo. Meski begitu, IMM di IAIN Walisongo bisa menjadi kelompok minoritas yang kreatif.

“Waktu itu, kita memang memang minoritas. Tapi kalau urusan ada beasiswa, misalnya, anak IMM selalu dapat. Kita di sana memang minoritas tapi pinter-pinter. Mentes-mentes kadernya. Sehingga IMM tidak mudah dipetes. Kita membangun kemandirian IMM di sana dengan militansi dan kualitas. Itu kelebihan kami selama menjadi IMM,” ceritanya.

Prof Mu’ti mengungkapkan, karirnya saat ini, baik itu karir di Persyarikatan Muhammadiyah maupun dalam dunia ademik, memang tidak bisa dilepaskan dari kontribusi dan peran serta dari proses perkaderan di IMM. Pun demikian secara kekaderan di Muhammadiyah, terutama penguatan secara ideologi dan militansi, diakuinya terbentuk ketika dirinya aktif dikaderisasi IMM.

“Sebagai mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PP PM), saya itu tidak pernah ikut perkaderan di Pemuda Muhammadiyah. Maka bisa dikata, Pemuda Muhammadiyah yang memanen hasil saya di IMM. Karena saya sudah dikader di IMM,” jelasnya.

Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menegaskan, adapun kekuatan terbesar dari IMM adalah diranah intelektual. “Keunggulan itu yang membuat kita bisa berfastabikhul khairat dengan organisasi lain. Juga dengan kader kemahasiswaan intra maupun ekstra kampus,” tutur Prof Abdul Mu’ti.

Prof Mu’ti meminta supaya kader IMM bangga dengan sebutan Immawan (laki-laki) maupun Immawati (kader perempuan). “Jangan memangil kawan-kawan, atau teman-teman ke sesama kader. Panggilan itu tidak menunjukkan adanya semangat perjuangan dan identitas organisasi,” pungkasnya.iNews Malang

Editor : Arif Handono

Follow Berita iNews Malang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut