Pemilik Starbucks, Dulunya Miskin Sekarang Jadi Miliarder

Rizki Setyo Nugroho/SEO
Starbucks

JAKARTA,iNewsMalang.id – Pemilik Starbucks dulunya adalah seorang anak yang hidup dengan keterbatasan ekonomi.

Ya, Ia adalah Howard Schultz, pemilik dari jaringan gerai kopi Starbucks yang ada di seluruh penjuru dunia. Kesuksesan Starbucks tersebut tentu tidak lepas dari peran Schultz dalam mendirikan kedai kopi yang sudah berdiri sejak 1971.

Howard Schultz memang lahir dari keluarga yang kurang berada. Bahkan, sang pemilik Starbucks tersebut sempat bekerja sebagai seorang loper koran dan juga salesman di sebuah perusahaan bernama Xerox.

Ia lahir dari pasangan Fred dan Elaine Schultz di kota Brooklyn, New York. Ayahnya bekerja sebagai seorang sopir truk. Ayah Schultz diketahui tidak lulus dari sekolah menengah dan menjadi pekerja serabutan. Beberapa pekerjaan seperti sopir truk, buruh pabrik, dan juga sopir taksi pernah dicobanya.

Schultz mulai bekerja sejak menginjak usia 12 tahun. Ia pernah menjadi seorang loper koran dan penjaga toko. Bahkan, dirinya hanya sempat mengenyam pendidikan hingga SMA saja.

Walaupun begitu, Ia sempat mendapatkan beasiswa dari Northern Michigan University dan lulus dengan gelar Sarjana Komunikasi pada 1975. Ia pun melanjutkan kariernya dengan bekerja di sebuah pondok ski yang terletak di Michigan.

Seiring berjalannya waktu, Schultz lalu direkrut oleh perusahaan peralatan dapur bernama PAI Partners pada 1979. Ia bekerja sebagai seorang General Manager di anak perusahaan dari PAI Partners, yaitu Hammarplast.

Pada awalnya, Schultz merupakan pegawai dari Starbucks. Ia diterima kerja di Starbucks untuk menjadi Direktur Operasi Ritel dan Pemasaran pada 1982.

Setelah bekerja selama satu tahun, Schultz lalu pergi ke Italia dan belajar membuat kopi dengan resep kopi Italia. Ia melihat begitu banyak kedai kopi di pinggir jalan dan para pengunjungnya betah untuk duduk berlama-lama dengan hanya secangkir kopi saja.

Sempat Keluar dari Starbucks

Schultz sempat mengundurkan diri dari Starbucks karena idenya ditolak. Ia mengusulkan bahwa konsep Starbucks harus diubah, bukan hanya menjadi kedai kopi yang menjual kopi saja, namun menjadi sebuah tempat yang nyaman untuk pengunjung berlama-lama di situ.

Setelah keluar, Howard Schultz lalu membuka kedai kopi miliknya sendiri yang diberi nama II Giornale pada 1968. Kedai kopi tersebut dirancang dengan konsep kedai kopi Italia diiringi alunan musik opera yang lembut.

Tidak ada yang menyangka bahwa kedai tersebut sukses, bahkan bisa menyaingi Starbucks. Setelah berselang selama dua tahun, Starbucks akhirnya memutuskan untuk menjual ritelnya ke Schultz dan fokus mengembangkan kedai Peet’s Coffee & Tea. Pada 2000, Starbucks mengalami perkembangan yang sangat pesat

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network