JAKARTA, iNewsMalang.id - Ilmuwan dari Idaho National Laboratory bernama Dr Eric Dufek, mengatakan pengisian baterai mobil listrik bisa lebih cepat lagi hingga 10 menit.
Pengisian baterai mobil listrik itu metodanya harus menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) guna mencapai waktu yang sangat cepat seperti halnya mengisi bahan bakar ke tangki mobil.
Dr Eric Dufek mengatakan saat ini proses pengisian baterai mobil listrik yang tergolong lama membuat banyak orang enggan berpindah dari mobil konvensional ke mobil listrik.
Saat ini saja Hyundai IONIQ 5 yang dijual di Indonesia butuh waktu17 menit untuk mengisi baterai. Itu pun sudah menggunakan teknologi fast charging. "Untuk yang cepat saja butuh waktu 20 menit sampai 30 menit.
Kalau kita berhasil menurunkannya menjadi 10 menit, tentu hal tersebut akan mengubah dinamika mobil listrik," ujar Dr Eric Dufek. Dari situ Dr Eric Dufek berupaya menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam proses pengisian baterai mobil listrik. Kecerdasan buatan itu nantinya menganalisa data pengisian daya.
AI dalam tahapannya akan memasukkan informasi tentang kondisi baterai lithium-ion di mobil listrik selama siklus pengisian dan pemakaiannya. Analisa itu kemudian dijadikan data untuk mengidentifikasi sekaligus mengoptimalkan proses pengisian baterai mobil lisatrik.
“Cara ini secara signifikan meningkatkan jumlah energi yang dapat masuk ke sel baterai dalam waktu singkat,” kata Dr Eric Dufek. “Saat ini, kami melihat baterai terisi hingga lebih dari 90% dalam 10 menit tanpa pelapisan lithium atau retak katoda,” tambahnya.
Dr Eric Dufek melanjutkan bahwa metoda yang mereka kenalkan adalah memaksimalkan proses pengisian daya yang ada dalam baterai dengan teori fisika. Menurutnya kecerdasan buatan bisa menggerakkan elektrolit di baterai lithium ion bergerak maju mundur dengan cepat.
"Cara ini sama sekali tidak merusak kondisi baterai," jelasnya. Keberhasilan ini menurut Dr Eric Dufek setidaknya akan mampu mengakselerasi kepemilikan mobil listrik di dunia.
Pasalnya hingga kini masih banyak masyarakat yang enggan kerepotan mengisi ulang baterai mobil listrik untuk perjalanan jauh. "Jika ini berhasil dikembangkan lebih dalam lagi kami berharap mobil listrik bisa diterima lebih luas lagi. Masyarakat Amerika sudah kesulitan dengan harga bahan bakar yang semakin tinggi," jelasnya.
iNews Malang
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait