Menjajaki Tantangan Dunia Pendidikan di Era Revolusi Berbasis Digital

I Gede Alfian Septamiarsa*
Ilustrasi. foto:dok

PERUBAHAN dalam dunia pendidikan saat ini tidak terelakan. Hal ini diikuti dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat. 

Pada era revolusi berbasis digital saat ini, segalanya semakin dimudahkan. Adanya Internet of Things (IoT) membuat jarak yang dulu terasa jauh sekarang menjadi terasa dekat. 

Hanya melalui smart phone, kita bisa mendapatkan yang diinginkan. Sebagai contoh, ketika belanja tidak perlu keluar rumah, pesan makanan tidak perlu ke rumah makannya langsung, pesan ojek tidak harus ke pangkalan ojek. Selain itu pesan hotel tidak harus pergi ke hotel, pesan tiket tidak harus ke loket tiket. Semuanya cukup pesan lewat gadget yang kita miliki. 

I Gede Alfian Septamiarsa. Foto:IST

Berbagai informasi dari belahan dunia lain juga dapat kita akses dengan cepat dan mudah. Berita-berita aktual tentang perkembangan dunia bisa kita dapatkan hanya dengan membuka internet kapanpun dan di manapun. Sekarang ini dunia seperti berada di genggaman kita.

Hal inilah yang membuat dunia pendidikan memiliki tantangan tersendiri terhadap perkembangan teknologi yang begitu pesat. Pendidikan sebagai tempat untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan membentuk peradaban adalah agen perubahan. 

Apalagi adanya Pandemi Covid-19 sempat mengubah sistem pembelajaran guru dan murid di sekolah. Yang awalnya sebelum pandemi, pembelajaran dilakukan secara klasikal di dalam kelas. Sementara ketika terjadi Pandemi, pembelajaran dilakukan secara daring atau online menggunakan aplikasi tertentu seperti Zoom, Google Meet dan sebagainya. Guru dan murid melakukannya di rumah masing-masing. 

Penggunaan perangkat saling terhubung dan memiliki kecerdasan buatan. Teknologi yang digunakan dikaitkan dengan _cyber physical system_ atau sistem yang menggabungkan dunia maya dengan dunia fisik dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Teknologi ini sangat memudahkan tugas dan kerja manusia. 

Perubahan secara bertahap dan sangat cepat itu merupakan realita yang tidak bisa ditentang. Semua elemen harus menghadapi. Karena itu, yang dibutukan saat ini adalah kecepatan dan ketepatan dalam menyesuaikan keadaan. Permasalahannya, belum semua mampu mengikuti perubahan dan perkembangan tersebut.  

Kemampuan siswa tidak bisa dipandang sama. Mereka memiliki dan bisa mengoptimalkan potensi masing-masing. Begitu juga para guru juga memiliki keterampilan mengajar yang berbeda-beda. Kecanggihan teknologi mampu membantu dan memudahkan mereka dalam mengoptimalkan kompetensi itu. 

Oleh karena itu, sistem pendidikan yang baik perlu dipersiapkan untuk mengubah generasi sesuai dengan era sekarang ini. Kurikulum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari pendidikan juga harus dipersiapkan dengan baik, mengikuti perkembangan zaman saat ini.  

Pemerintah Provinsi Jawa Timur sendiri terus melakukan langkah untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang begitu pesat. Gerakan literasi sekolah menjadi salah satu program unggulan untuk meningkatkan minat baca siswa. Gerakan ini juga diharapkan dapat memfilter dari derasnya informasi yang didapat di Internet. Sehingga mereka nantinya dapat memilah mana informasi yang benar, mana informasi yang hoaks dan salah.

Selain itu, kompetensi guru dan tenaga kependidikan terus ditingkatkan, yang  didukung dengan peningkatan sarana prasarana pendidikan. 

Selanjutnya Program Merdeka Belajar menjadi pintu masuk untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing. Sistem ini akan mendorong terciptanya SDM peka terhadap perubahan, mampu memanfaatkan peluang, kreatif dan inovatif dalam melihat lingkungan di sekitarnya. Program ini juga akan membekali generasi bangsa dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.

Dari berbagai upaya tersebut maka banyak prestasi pendidikan yang telah diraih oleh Provinsi Jatim. Yakni pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur dalam satu dekade ini terus mengalami kemajuan. IPM Jawa Timur meningkat dari 66,06 pada tahun 2011 menjadi 72,75 pada tahun 2022. Selama periode tersebut, IPM Jawa Timur rata-rata tumbuh sebesar 0,90 persen per tahun, artinya bertahan di status tinggi sejak tahun 2017.

Selanjutnya, Capaian Harapan Lama Sekolah (HLS) Jatim terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun 2018 HLS Jatim berada di angka 13.10. Ketika kami mulai menjabat, di tahun 2019 HLS Jatim naik menjadi 13.16, kemudian tahun 2020 naik lagi menjadi 13.19, dan di tahun 2021 naik kembali di angka 13.36, dan di tahun 2022 naik lagi menjadi 13.37. 

Selama lima tahun berturut-turut itu pula capaian HLS Jatim konsisten berada di atas nasional. Begitupun dengan capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) juga konsisten terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Di tahun lalu, capaian RLS Jatim berada di angka 8.03.

Langkah konkrit dan prestasi terus berjalan berseiring. Namun yang pasti, keterampilan para guru dan tenaga kependidikan, diikut semangat para siswa menimba ilmu dapat meningkatkan kualitas dunia pendidikan di Jawa Timur.

Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari jadikan momen ini sebagai pemacu semangat untuk terus belajar, berkarya, mengikuti perkembangan yang ada, serta terus meningkatkan kualitas diri demi kemajuan peradaban bangsa Indonesia.

*Penulis adalah Pranata Humas Ahli Muda Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network