Kisah Wanita Open BO Aplikasi Michat, Ogah Cium Pelanggan, Antara Jijik dan Takut Tertular HIV

Tim INews Malang-Cirebon
Dua pekerja seks komersial (PSK) online, Wita dan Indah, menolak berciuman saat melayani pelanggan.(Foto: Ist)

WALIKOTA Malang Sutiaji meminta camat dan lurah untuk men-download aplikasi Michat, Senin (14/3/2022). Tujuannya agar memudahkan bagi Lurah dan Camat untuk memantau pergerakan para PSK Online di Kota Malang. PSK Online berbekal apliasi Michat bisa memasarkan diri ke mana-mana. Mulai dari hotel hingga ke kamar kost.

Seperti apa kehidupan PSK Online? Beginilah kisah kehidupan PSK online yang berhasil diwawancarai iNews.id. Mereka mendapatkan klien dari aplikasi Michat. Agar pelanggannya repeat order, mereka menerapkan strategi berbeda. Namun juga tidak semua PSK melayani pelanggan dengan sepenuh hati termasuk dalam hal ciuman mulut. Wita (25) dan Indah (30) buktinya. Dua PSK online ini sudah berpindah-pindah tempat dari kamar kost, apartemen hingga hotel. Keduanya hanya menebar jaring melalui aplikasi.

Saat bertemu pelanggan, keduanya ogah berciuman dengan pelanggannya. Baik Wita maupun Indah, mengaku lebih memilih menambah durasi bercinta daripada disuruh berciuman dengan pelanggan.Keduanya sama-sama beralasan, berciuman dengan tamunya adalah hal menjijikkan. Bukan tanpa sebab Wita menolak berciuman saat berhubungan, selain jijik, juga khawatir terpapar HIV. 

Banyak pria hidung belang yang sudah menjamah tubuhnya, namun hanya segilintir pria yang berhasil menyentuh bibir Wita. Wanita asal Bandung, Jawa Barat itu sangat menyeleksi pelanggannya yang ingin melakukan aksi cium. 

"Siapa tahu ada masalah sama bibirnya. Bisa jadi lagi sariawan atau masalah apa pun di mulutnya dan itu menularkan virus," ujar Wita di Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.  Awalnya, Wita membiarkan pelanggan mencium bibirnya sebagai strategi membuat pasangannya ereksi.

Dengan berciuman saat berhubungan intim, banyak tamunya mengalami ejakulasi dini. Namun, setelah mendapatkan edukasi bahaya virus saat berciuman, dia memilih hanya pasangan tertentu yang melakukan ciuman demi menghindari penularan virus mematikan. 

"Palingan hanya ke pacar gue dan beberapa pelanggan yang gue anggap percaya. Mending nambah durasi deh daripada cium bibir. Kalau nambah (berhubungan intim) kan tipnya juga nambah,” ucap Wita yang menyewa apartemen di Cengkareng, Jakarta Barat itu. 

Selain takut tertular HIV, dia mengungkapkan masalah bau mulut juga menjadi faktor lain dirinya ogah berciuman. "Kan kebanyakan pelanggan gue itu perokok. Agak gimana gitu kalau mulut mereka bau rokok. Kalau ditegur takutnya tersinggung," ujar Wita. Hal yang sama diungkapkan Indah, PSK online yang tinggal di Jakarta Selatan. Wanita ini enggan berciuman dengan pria hidung belang karena jijik dan khawatir dengan bau mulut. 

“Lagi berhubungan tiba-tiba bau mulut, gimana gitu rasanya. Udah lah main ya main saja ngga usah cium-ciuman kayak pacaran atau suami istri aja,” ketus Indah. Dia lebih memilih berhubungan 2-3 kali dengan pelanggannya asalkan tidak berciuman.“Kalau sudah terpuaskan, aku bisa dua kali atau bahkan lebih bermain dengan pria yang sama,” ujarnya.

Nafsu Indah kian tak terbendung setelah dia melahirkan anak kedua ditambah lagi dirinya yang 5 tahun menjanda. Usai bercerai, wanita asal Kalimantan yang tinggal di wilayah Jakarta Selatan ini berpetualang mencari sesuatu yang berbeda. Sudah lebih 3 kali dia berganti pasangan, namun tidak ada yang cocok terutama dalam urusan ranjang.  “Gue emang selalu gonta-ganti pacar hanya untuk memuaskan seks. Maklum gue selalu meledak-ledak,” tutur Indah. 

Sebagai PSK online, Indah terus berimajinasi liar dengan bermacam-macam pria dan tidak fokus hanya pada satu pria layaknya pacaran. Dia memperoleh kepuasan yang berbeda dengan berbagai tipikal pria hidung belang yang ditidurinya.  Bahkan, dia diajak jalan-jalan dengan pria teman kencannya ke beberapa daerah. Ada satu lagi yang membuat dirinya puas yakni ada juga bule yang membookingnya. Dia juga lebih memilih hotel sebagai tempat bercinta ketimbang menyewa apartemen yang menurutnya kurang aman. 

Begitulah kehidupan PSK online. Tidak hanya di Jakarta, kehidupannya di mana saja termasuk Kota Malang hampir sama. Walikota Malang Sutiaji berusaha meredam  PSK online dengan cara mengerahkan lurah dan camat. Mereka diminta install aplikasi Michat untuk memantau pergerakan PSK Online. Semoga saja kebijakan tersebut bisa meredam pertumbuhan PSK Online. Jangan malah jadi sarana mencari keuntungan sesaat memanfaatkan PSK Online.    

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network