4 Tradisi Khas Indonesia Menyambut Ramadhan, Nomer 4 Dianggap Menyalahi Syariat Islam.

Arif Han
Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan (Foto:Antara)

Bulan Ramadhan diyakini oleh umat Islam sebagai bulan suci, dimana ibadah dalam bulan ini akan penuh keberkahan dan mendapat pahala berlipat ganda.Oleh sebab itu, tak heran bulan ramadhan menjadi bulan yang dinanti oleh umat Muslim di dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, menjelang bulan Ramadan, dilakukan sejumlah kegiatan . Masyarakat muslim Indonesia di berbagai daerah melakukan tradisi untuk menggelar acara menyambut bulan Ramadhan. Tradisi ini sudah berjalan turun temurun sejak peradaban Nusantara berakulturasi dengan budaya Islam yang datang dari kawasan Jazirah Arab. Maka karena perbedaan tradisi ini, dari sudut pandang agama Islam, ada adat istiadat Nusantara yang dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam yang biasa disebut Bid’ah bahkan ada yang dianggap Syirik atau menyekutukan Tuhan. 

Berikut tradisi unik masyarakat Muslim Indonesia menyambut Ramadhan.

 

1. Apeman

Tradisi Apeman dilakukan masyarakat Islam Jawa menjelang datangnya bulan Ramadhan. Tradisi dilakukan dengan membuat kue apem secara tradisional oleh anggota keluarga baik dari kalangan Keraton maupun rakyat jelata. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah serta ungkapan rasa terima kasih.

2. Munggahan

Munggahan adalah tradisi berbagi makanan dan minuman kepada para tetangga atau krabat. Munggahan dilaksanakan pada akhir bulan Sya’ban atau beberapa hari menjelang bulan Ramadan. Pelaksanaan tradisi Munggahan dapat dilakukan beragam cara. Mulai dari silaturahmi ke rumah keluarga dan kerabat, saling meminta maaf, makan bersama.

Munggahan dilakukan sebagai cara untuk bersilaturahmi, memohon maaf kepada kerabat dan tetangga sebelum memasuki bulan Ramadan serta wujud rasa syukur kepada Allah.

3. Meugang atau Megengan

Jika di Jawa ada istilah Megengan, Di Aceh terdapat tradisi yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan, yaitu Meugang. Tradisi Meugang ini telah dilakukan sejak masa Kerajaan Aceh pada 1607-1636 Masehi. Ketika itu, Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah besar yang kemudian membagikannya kepada seluruh warga Aceh.

Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur serta tanda terima kasih kepada warga Aceh. Hingga saat ini, tradisi ini pun mengakar di tengah masyarakat serta dilaksanakan untuk menyambut hari besar umat Islam. Tradisi Meugang dilakukan dengan memasak daging dalam jumlah besar, yang kemudian akan disantap bersama keluarga atau kerabat.

Selain itu, daging yang telah dimasak ini juga dibagikan ke masjid. Hal ini dilakukan agar semua orang dapat merasakan kebahagiaan dan kebersamaan.

4. Nyadran atau Nyekar

Nyadran atau Nyekar adalah tradisi sebelum datangnya bulan Ramadhan dengan melakukan ziarah ke makam leluhur. Tujuannya adalah mengenang para leluhur dan mendoakan arwah mereka di alam kubur. Biasanya diikuti dengan kegiatan membersihkan makam.Tradisi Nyadran ini sebagai ritual bentuk bakti kepada anggota keluarga yang telah meninggal dengan membersihkan makam hingga mengirim doa. Dikatakan Nyekar karena biasanya para umat muslim melakukan Nyadran di makam dengan membawa bunga yang dalam bahasa Jawa halus adalah Sekar. Tradisi Nyadran atau Nyekar ini ada juga yang melabeli bidah atau bahkan dianggap syirik karena dianggap tidak ada tuntunan dalam Islam dan dianggap meminta-minta kepada arwah.  Sehingga ada sebagian muslim yang tidak mau melakukannya. ( iNews Malang )

 

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network