LAMONGAN, iNewsMalang.id - Rajungan di pasaran harga turun drastis dalam beberapa hari terakhir. Turunnya harga tersebut diduga terkait dengan inflasi yang terjadi di Amerika sebagai negara pengimpor.
Sejumlah pengusaha atau penyuplai rajungan di Lamongan Jawa Timur (Jatim) terpaksa tak mengambil keuntungan agar nelayan tak merugi dan tetap bisa bekerja. "Untuk sementara kami tidak mengambil profit dulu, artinya profit itu biarkan diambil oleh nelayan dulu, yang penting kita bisa jalan, sembari menjaga irama pemasokan," ujar salah satu pelaku bisnis rajungan di Paciran, Diki Utomo, Kamis (26/5/2022).
Menurut Diki, untuk saat ini harga rajungan hanya berkisar Rp40.000 per kilogram. Padahal, sekitar 6 bulan yang lalu, kata Diki, harga rajungan mencapai Rp130.000. Sedangkan untuk daging rajungan hasil kupasan hanya berkisar Rp160 000 per kilogram. Dengan kondisi tersebut, nelayan rajungan di Paciran akan sangat terdampak jika para pengusaha masih memaksakan untuk mengambil keuntungan.
"Kami tidak memaksakan diri. Kami juga mendengarkan keluhan nelayan. Artinya dengan harga segitu yang penting kami masih bisa bertahan dulu dan nelayan bisa dapat keuntungan, serta tetap bisa menjalankan aktivitas kerjanya," katanya. .
Diki menambahkan, anjloknya harga rajungan ini berakibat pada pengurangan jumlah pekerja di tempat usahanya. Meski begitu, untuk upah bagi pekerja ini masih tetap sama, seperti saat harga belum anjlok.
"Yang paling terimbas ini adalah nelayan, karena dengan harga segitu, biaya operasional melaut nelayan terpangkas dan tak mencukupi jika digunakan untuk pergi melaut. Makanya kita tetap membeli rajungan dari nelayan dengan harga yang pas agar mereka tak rugi," ujarnya.
Diki menduga, turunnya harga rajungan ini lantaran negara pengimpor rajungan terbesar, yakni Amerika mengalami inflasi yang mencapai 9 sampai 10 persen. Akibatnya permintaan rajungan dari Amerika pun mengalami penurunan. "Anjloknya harga ini juga biasanya setelah terjadinya pick harga. Kemarin itu kan ada pick harga, tinggi sekali, biasanya nanti malah jatuh harganya.
Pasar kita memang kebanyakan untuk Amerika, 70 persen. Sisanya ada yang ke eropa dan beberapa negara asia," katanya. Sebagai tambahan pendapatan bagi puluhan pekerjanya, Diki juga mengaku bahwa limbah atau sampah dari pengupasan rajungan di tempat usahanya ia serahkan pemanfaatannya kepada pekerja. iNews Malang
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait