get app
inews
Aa Text
Read Next : Konservasi Kupu-Kupu di Tengah Pemanasan Global, Isu Utama Jambore Kupu-Kupy Indonesia Ke-5

Hati-hati Rebahan Sambil Nonton HP, Begini Bahayanya Bagi Tulang Belakang

Senin, 08 Januari 2024 | 19:35 WIB
header img
Ilustrasi tulang belakang. Foto:CANVA

MALANG, iNewsMalang.id - Hati-hati bagi yang suka rebahan sambil memelototi handphone. Kebiasaan rebahan ternyata memiliki dampak yang buruk bagi tulang belakang.  “Masalah rebahan dan dampaknya yang bahaya ini sudah menjadi isu keperawatan komunitas, oleh karena itu jangan sampai kita abai dengannya,” ungkap dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom dikutip dari laman UMM, Senin (8/1/2024). 

Menurut dia, seringkali masyarakat mengabaikan sakit yang bersifat sementara akibat terlalu lama dalam posisi tertentu saat rebahan. Padahal tanpa mereka sadari, hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini bahkan dapat menjadi pemicu hadirnya berbagai penyakit kronik di kemudian hari.

 

Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom. Foto:HUMAS UMM

“Beberapa di antaranya adalah nyeri pada otot dan sendi, penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, kanker dan yang tak kalah berbahaya adalah obesitas,” kata Yoyok.

Selain rebahan, tidur dengan kurun waktu yang tidak wajar atau terlalu lama juga bisa menjadi salah satu pemicu kenaikan berat badan yang signifikan. Hal ini juga berpotensi meningkatkan kadar gula dalam darah atau diabetes semakin tinggi. “Saat posisi rebahan, ada bagian tubuh yang mengalami tekanan besar. Hal ini juga dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk tulang, pergeseran tulang, patah tulang hingga kelainan tulang seperti scoliosis, kifosis, dan lordosis,” ujar Dekan Fikes UMM tersebut. 

Tak hanya saat rebahan, saat bangun dari posisi rebahan, seseorang juga berpotensi merasakan pusing. Ini diakibatkan oleh tekanan darah yang berubah secara cepat atau sering disebut hipotensi ortotastik. Kondisi ini terjadi berkat tekanan darah rendah karena  posisi tubuh berubah secara cepat. Hipotensi ortostatik umumnya merupakan gejala dari penyakit tertentu, seperti gangguan jantung dan  penyakit pada syaraf. Karenanya, Yoyok berpesan agar masayarakat khususnya anak muda, menghindari kebiasaan ini dan meningkatkan aktivitas fisiknya. 

“Jangan rebahan dengan kurun waktu yang lama. Biasakan diri melakukan kegiatan fisik seperti berjalan dan olahraga tipis setiap harinya. Hindari juga makananan siap saji, dan terapkan pola hidup sehat agar kualitas hidup juga menjadi lebih baik,” pungkasnya.

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut