Hadiri Harlah ke-49 PPP, Gus Yahya Tegaskan NU Milik Semua

Avirista Midaada
Gus Yahya hadir di Harlah PPP

MALANG, iNewsMalang.id – Nahdlatul Ulama (NU) adalah ormas Islam terbesar di Indonesia. Khidmatnya pada bangsa Indonesia tercatat jauh sebelum negara Republik Indonesia sendiri berdiri. Oleh sebab itu, sesuai dengan Khittah NU 1926, ormas ini berdiri untuk semua golongan.

Hal itu dipertegas lagi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan milik masyarakat Indonesia dan tidak hanya milik satu partai tertentu. PBNU juga mengajak semua elemen bangsa untuk bersama-sama membangun masa depan. Hal itu ditegaskan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pada peringatan puncak Hari Lahir (Harlah) ke-49 PPP di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (27/3/2022).

Gus Yahya mengatakan, PBNU mendukung penuh PPP untuk membangun masa depan Indonesia yang mempersatukan bangsa. "Kalau tadi dikatakan bahwa NU ini milik semua orang, itu adalah realita. Memang milik semua orang. Dan NU ingin mengajak semua orang, untuk bersatu bersama-sama membangun masa depan," kata Gus Yahya.

Dia mengharapkan PPP mampu bangkit dan membangun peradaban masa depan yang mempersatukan masyarakat Indonesia. "Saya berharap PPP ini sungguh-sungguh bisa bangkit menjadi partai yang mempersatukan masyarakat untuk membangun peradaban masa depan," katanya.  Gus Yahya juga berharap PPP bisa menjadi elemen strategis yang menjadi senyawa dan energi bangsa Indonesia untuk membangun peradaban masa depan yang damai bagi seluruh umat manusia.

Menurutnya, jika PPP ingin mendapatkan konstituen yang saat ini didominasi oleh generasi milenial, maka tidak mungkin jika hanya menawarkan sejarah dan masa lalu partai. Namun, PPP harus bisa menawarkan masa depan kepada generasi tersebut. "Mereka (generasi milenial) tidak punya hubungan sama sekali dengan masa lalu. Jadi yang masuk akal, yang rasional dan strategis, adalah dengan menawarkan masa depan," ujarnya. Dia menambahkan, untuk membangun peradaban masa depan tersebut, juga dibutuhkan sosok pimpinan yang memiliki dua karakter utama. Dua karakter utama seorang pemimpin untuk membangun masa depan Indonesia itu adalah luwes dan ulet. "Saya yakin PPP mampu, punya potensi untuk itu, karena ketua umumnya Pak Suharso. Beliau luwes dan ulet," katanya. (iNews Malang )

 

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network