get app
inews
Aa Read Next : Timnas Indonesia U-23 Mencetak Sejarah dengan Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23

Ahli Tanggapi Soal Kemunculan Harimau Jawa di Taman Nasional Banten dan Gunung Pegat Lamongan

Senin, 12 Desember 2022 | 04:21 WIB
header img
Ahli tanggapi soal kemunculan harimu jawa di Taman Nasional Banten dan Gunung Pegat Lamongan (Foto: Ilustrasi/Ist)

BANTEN, iNewsMalang.id - Diduga ' Harimau Jawa ' penampakannya muncul di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten dan Gunung Pegat Lamongan di Pengujung 2022 ini, mengusik rasa penasaran para peneliti.

Kepada BBC, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Mamat Rahmat berpendapat hewan yang muncul di video trap pada 25 Agustus tersebut memiliki loreng menyerupai harimau. ''Dari corak warna berbeda sekali. Lorengnya mendekati loreng harimau Jawa,'' kata dia.

Sedangkan dari ukuran, menurut Mamat, hewan tersebut cenderung masih kecil. ''Kami lihat kalau dari video itu kelihatannya jantan, masih anak remaja,'' kata dia. Mamat sudah bertugas di belantara Ujung Kulon sejak 1998 dan kerap mendapat laporan tentang keberadaan lodaya, sebutan dalam bahasa Sunda untuk Harimau Jawa.

Mamat penasaran. Akhirnya diputuskan, bulan lalu video trap mulai ditanam di perbukitan Gunung Payung, Ujung Kulon. Hasilnya, kata Mamat, yang paling banyak terekam adalah rusa, kijang, kancil, dan babi hutan.

Dia menambahkan, saat itu hujan masih turun di Ujung Kulon. ''Berbeda dengan sekarang. Kondisi sekarang kemarau, maka mangsa turun ke bawah mencari sumber air di padang penggembalaan.

Ini logika kenapa predator tersebut ada di sana, mengikuti pergerakan dari mangsanya,'' kata dia. Agustus ini, genap dua puluh tahun Didik Raharyono mendanai riset sendiri dengan topik harimau Jawa. Sebab dalam pandangan ilmiah, klaim punah itu lemah dalam metodenya.

Dia mengaku mengantongi banyak bukti bahwa harimau Jawa masih hidup. Tahun 2010 dan 2011 beberapa unversitas ternama di Indonesia memperoleh sampel kulit dari hewan yang diduga kuat harimau Jawa.

Lantaran tidak mampu mendanai uji DNA, sampel tersebut sempat dititipkan ke berbagai lembaga riset seperti Eijkman, Institut Pertanian Bogor, LIPI, UGM, dan UPI. Sampai sekarang belum ada jawaban.
 

Editor : Arif Handono

Follow Berita iNews Malang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut