MALANG, iNewsmalang.id - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur bereaksi soal peringatan pengajian Gus Iqdam karena diduga melanggar aturan Pemilu soal kampanye. Gus Iqdam yang membina Majelis Pengajian Sabilu Taubah, itu mendapat surat pemberitahuan dari Panwaslu Kecamatan Srengat yang dibacakan saat pengajian pada Senin malam (4/11/2024), soal pemberitahuan larangan berkampanye di kegiatan pengajian tersebut.
Ketua Bawaslu Jawa Timur A. Warits mengaku, pihaknya belum menerima laporan darı Bawaslu Kabupaten Blitar soal surat pemberitahuan teguran ke Majelis Pengajian Sabilu Taubah, yang diasuh Gus Iqdam. Tapi pihaknya menyatakan, secara aturan memang aturan berkampanye di malam hari dilarang, bukan soal kegiatan pengajian yang dilakukan tokoh ulama tertentu.
"Saya belum dapat laporan, jadi pada prinsipnya kampanye tidak boleh dilakukan malam hari, ada waktunya kan, kalau itu kampanye, sebenarnya bukan soal ulama (pengajian) tidak masalah, tidak masalah," kata A. Warits, saat ditemui di kegiatan Pengawasan Partisipatif Mengawal Pemilihan 2024 yang Demokratis dan Bermartabat, di salah satu hotel di Kota Malang, Selasa (5/11/2024).
Menurutnya, secara aturan berkampanye di atas jam 16.00 WIB sesuai Peraturan KPU (PKPU) memang tidak diperbolehkan. Tapi secara nilai dan etika, pihaknya tidak melarang adanya silaturahmi dan seorang calon kepala daerah mendatangi ke majelis pengajian atau tokoh ulama tertentu.
"Kalau itu pertemuan yang dilakukan oleh orang-orang dan disebut kampanye, pada malam hari itu tidak boleh. (Soal silaturahmi dan datang), saya tidak bisa masuk soal silaturahmi, karena nanti orang yang teman-teman Bawaslu bisa melakukan pengaturan secara langsung," jelasnya.
Ketua Bawaslu Jatim A. Warits
Makanya secara pribadi susah membedakan antara silaturahmi ke para tokoh ulama oleh para calon kepala daerah. Namun ia merasa kesulitan membedakan antara kampanye atau pengajian, namun selama mematuhi aturan tidak mengarahkan memilih pasangan calon tertentu dan tidak membawa simbol - simbol calon kepala daerah tertentu, hal itu bukan merupakan kampanye.
"Kita agak susah dengan pertanyaan itu (apakah boleh calon kepala daerah datang di pengajian meski tidak ada embel-embel kampanye, sedangkan dia adalah calon kepala daerah), kalau dijawab pendek begitu bisa salah paham, nanti bisa-bisa Bawaslu dituduh silaturahmi dilarang kan gitu. Saya pikir kita tahapan kampanye harus hati-hati, yang penting rakyat jangan sampai tertipu," tukasnya.
Sebelumnya Gus Iqdam atau Muhammad Iqdam Kholid sempat membacakan surat peringatan dan pemberitahuan dari Bawaslu Kabupaten Blitar, melalui Bawaslu Kecamatan Srengat. Surat pemberitahuan itu dibacakan Gus Iqdam saat mengisi pengajian rutinan pada Senin malam (4/11/2024) yang dihadiri oleh empat calon kepala daerah, mulai darı Calon Gubernur Jawa Timur Luluk Nur Hamidah, Paslon Wali Kota Malang Wahyu Hidayat - Ali Muthohirin, Calon Bupati Malang Sanusi, dan Calon Wakil Bupati Blitar Beky Herdihansah.
Pada pernyataannya Gus Iqdam menyoroti, surat yang disampaikan Bawaslu Kecamatan Srengat kepada panitia penyelenggara Majelis Pengajian Sabilu Taubah. Surat itu berisikan himbauan agar pengajian di Gus Iqdam tidak diiringi dengan kampanye yang mengarahkan ke Paslon tertentu.
"Gawe kesalahan opo aku? Pie aku nek ditangkap, ngerti opo we? (Buat kesalahan apa saya? Bagaimana kalau aku ditangkap, tahu apa kamu)," kata Gus Iqdam, sebagaimana pada siaran langsung YouTube di kanal resmi Majelis Sabilu Taubah.
"Panwaslu Kecamatan Srengat menghimbau kepada panitia penyelenggara pengajian Gus iqdam, agar memastikan bahwa dalam acara tersebut tidak ada kegiatan bermuatan kampanye, pemilihan gubernur dan wakil gubernur, pemilihan bupati dan wakil bupati serta pemilihan walikota dan wakil walikota tahun 2024," demikian surat darı Bawaslu yang dibacakan oleh Gus Iqdam.
"Poinnya nggak boleh kampanye, berarti saya nggak boleh kampanye? Saya jujur saja bertahun-tahun Bupati mana-mana ke sini, ya ke sini berani - berani saja. Saya tidak pernah ada kampanye, dikasih surat saja kayak pacarnya, kayak orang bersalah. Uripku awan bengi ngurusi umat, noto dalan, noto kabupaten, tapi kita Innaullaha maashobirriin," kata Gus Iqdam kembali.
Editor : Avirista Midaada