Senada, Frida juga menganggap majalah yang memanfaatkan teknologi informasi memiliki banyak kelebihan namun majalah cetak juga perlu dipertahankan. Saat ini di era digital, seluruh media memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan informasinya. Sebagai karya jurnalistik media menyajikan unsur sastra di dalamnya, tidak heran jika pembaca majalah memiliki tingkat intelektual membaca yang tinggi. “Di Prancis sangat terbuka untuk literasi, bahkan majalah cetak disubsidi negara,” ungkapnya.
Selaku dosen koordinator praktikum Print Journalism, Aditya menegaskan mahasiswa harus berani berkarya dan bangga akan karyanya. Pameran, katanya, merupakan salah satu cara mewujudkannya. Pameran juga memberikan pengalaman kepanitiaan. “Hal ini juga selaras dengan Kurikulum OBE yang menuntut luaran produk dari setiap mata kuliah," ujar Aditya.
Panitia bekerja keras mensukseskan acara ini. Salah satu hasilnya, panitia berhasil menggandeng berbagai sponsor seperti rumah makan Nelongso, percetakan Jade Indopratama, dan penyewaan barang elektronik Linggar Prabangkara. Sedangkan media partner yang digandeng adalah Radio Republik Indonesia (RRI) Malang, Acara Jatim, Mahasiswa Ngalam, UIN Maliki Story, Polinema Story, dan UB Story.
Ketua Pelaksana, Muhammad Ghatfan Abdullah mengaku senang acaranya sukses. “Pertama kali mengadakan acara pameran ini, jadi terasa spesial. Semoga acara pameran ini tidak berhenti di tahun ini saja, namun bisa lanjut ke angkatan selanjutnya,” ungkapnya.
Editor : Arif Handono