KEPANJEN, iNewsMalang.id - Tim Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama dengan para mitra kerjanya telah menggelar sosialisasi dan edukasi mengenai keluarga sejahtera dan pencegahan risiko stunting. Acara ini berlangsung di Balai Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Minggu (15/10/2023).
Dalam acara tersebut, Dr. Tohirin Hasan, Ketua Tim Kerja Pelatihan BKKBN, dan Taufik Daryanto, S.Psi, M.Sc, Ketua Tim Kerja Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) BKKBN Jawa Timur, memberikan paparan penting mengenai upaya pencegahan stunting.
Dr. Tohirin Hasan menyampaikan bahwa Jawa Timur dan Kabupaten Malang termasuk dalam 7 daerah sasaran prioritas percepatan penurunan stunting. Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2021, prevalensi stunting mencapai 25,7%, dan pada tahun 2022, angka tersebut turun menjadi 23%. Pada tahun 2021, Jawa Timur sendiri mencatat 651.708 kasus stunting.
"Kami bersama anggota Komisi IX DPR RI, Ibu Krisdayanti, berkeliling dari daerah ke daerah. Kemitraan ini merupakan upaya strategis yang sangat penting. Kami ingin menyampaikan pesan kepada warga Kabupaten Malang bahwa kita harus bersama-sama berantas stunting," ungkap Dr. Tohirin Hasan.
Selain memberikan pemahaman mengenai pentingnya gizi dan pola asuh yang baik untuk anak-anak, upaya pencegahan stunting juga melibatkan peningkatan informasi kepada remaja dan calon pengantin mengenai kesehatan reproduksi, termasuk pasangan usia subur (PUS).
Krisdayanti, anggota komisi IX DPR RI, menekankan bahwa upaya menurunkan kasus stunting bukan hanya tanggung jawab BKKBN semata. Kementerian dan lembaga lain juga diharapkan dapat turut membantu dalam upaya ini.
"Targetnya adalah menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Oleh karena itu, ini adalah tugas bersama, dan kami berharap agar seluruh jajaran Kementerian dan lembaga lainnya dapat bersatu dalam mengatasi masalah stunting, tanpa memandang ego sektoral masing-masing. Bahkan, kami juga menginginkan partisipasi aparat, termasuk Polri dan TNI, untuk bekerjasama dalam mengatasi masalah stunting," tegas Krisdayanti.
Upaya pencegahan stunting ini menjadi salah satu langkah penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan generasi muda, serta menekan angka stunting di Indonesia. Diharapkan melalui kolaborasi antarinstansi, permasalahan stunting dapat diminimalkan dan akhirnya diatasi sepenuhnya.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait