MALANG, iNewsMalang.id – Suasana gedung Serbaguna Balai Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, tidak seperti biasanya, Senin (16/10/2023) siang. Gedung serbaguna dipadati oleh puluhan remaja putri dan ibu-ibu yang duduk menghadap ke depan. Ada satu yang menarik.
Wanita cantik yang berdiri di depan dan menghadap ke audiens adalah seorang artis. Dia adalah Krisdayanti, penyanyi tenar yang kini menjabat anggota Komisi IX DPR RI. Pada banner belakang tertulis Sosialisasi program Bangga Kencana BKKBN di Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, di Gedung Serbaguna Balai Desa Bakalan.
Selain penyanyi yang akrab disapa KD ini, sosialisasi dihadiri narasumber dari BKKBN, yakni, Dr. Moh. Tohirin Hasan, Ketua Tim Kerja Pelatihan BKKBN, dan Nyigit Wudi Amini, S.Sos, MSc, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.
Ketua Tim Kerja Pelatihan BKKBN, Tohirin Hasan berbagi pemahaman mengenai tujuan sosialisasi ini, yaitu untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada seluruh lapisan masyarakat tentang Program Bangga Kencana. Salah satu fokus utama dari upaya ini adalah percepatan penurunan stunting dengan memberikan informasi yang menyeluruh kepada remaja dan calon pengantin terkait pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Hasan menjelaskan, "Kami ingin memberikan pemahaman yang memadai kepada remaja dan calon pengantin tentang kesehatan reproduksi yang perlu dijaga."
Selain itu, sosialisasi ini juga memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tentang cara memastikan asupan gizi yang cukup untuk janin mereka. Bagi ibu yang sudah melahirkan, penting untuk memastikan pelayanan gizi yang baik untuk anak-anak mereka mulai dari lahir hingga 1.000 hari pertama kehidupan.
Krisdayanti juga memberikan dukungan yang kuat dari pemerintah terkait ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Salah satu bentuk dukungan ini adalah pendanaan pelayanan akseptor KB sekitar Rp 1 triliun.
Selain itu, KD juga menyoroti upaya percepatan penuntasan stunting dengan pentingnya memastikan gizi yang memadai bagi anak-anak dan memberikan pola pengasuhan yang benar. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko stunting pada keluarga di Indonesia.
Krisdayanti mendorong kerja sama dari berbagai pihak dalam upaya percepatan penuntasan stunting dan mengingatkan bahwa ini bukan hanya tanggung jawab BKKBN semata.
"Penurunan stunting bukan hanya menjadi tugas BKKBN. Kami berharap kementerian dan lembaga lain juga dapat turut serta dalam upaya ini," tegasnya.
Dalam konteks ini, perlu dicatat bahwa Presiden RI Joko Widodo telah menginstruksikan percepatan penurunan stunting melalui Perpres 72/2021, dengan target menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait