Ekskavasi situs Srigading peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. (Foto: MPI/Avirista Midaada).
Di Situs Srigading Malang, misalnya, warga sekitar bernama Tomo dan 19 orang lainnya yang berusaha mengambil yoni dari bangunan candi menuai tumbalnya. "Pak Tomo sebagai pelaku tahun 2011 tadi mengaku, dengan 20 orang terus ngangkat yoni, tapi kembali lagi yoninya dan 20 orang itu meninggal," katanya. "Yang selamat cuma Pak Tomo doang. Percaya nggak percaya, bagian dari konsep pendahulu kita yang harus kita hormati," ujarnya.
Kejadian serupa juga terjadi saat tiga orang mengambil sebuah benda bersejarah di Situs Pamotan. Benda yang merupakan batu diduga prasasti ini berusaha dicuri orang. Nahas tiga orang itu meninggal dengan cara misterius. "Di Pamotan itu ngambil tiga orang. Kejadiannya nggak ada seminggu mati semuanya. Percaya nggak percaya itu memang ada," tuturnya.
Sebagai informasi, BPCB Jatim telah melakukan ekskavasi dua tahap di Situs Srigading Malang. Ekskavasi pertama dilakukan pada 7-12 Februari 2022. Ekskavasi pertama menggali bagian utara dan barat candi. Tim BPCB menemukan fragmen relief dan batu ratna atap candi yang ditemukan di sisi barat candi. Sedangkan ekskavasi kedua berlangsung mulai Senin (21/2/2022) hingga Sabtu (26/2/2022). Ekskavasi tahap kedua ini BPCB Jatim fokus membuka sisi timur dan selatan candi. Hasil temuannya yakni dua buah arca Nandaiswara yang sebelumnya sempat disebut Agastya yang ditemukan pada Selasa (22/2/2022). Selanjutnya arca Mahakala yang ditemukan pada Jumat (25/2/2022). Selain menemukan arca, BPCB Jatim juga menemukan lingga di tengah candi, dua buah batu relung, satu buah batu ambang candi, dan beberapa ornamen relief, serta fragmen patahan lainnya.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait