“Tari Sodoran ini melambangkan lahirnya manusia melalui pernikahan, sekaligus perjalanan hidup dari lahir hingga dewasa,” kata Kepala Desa Jetak, Ngantoro.
Di tengah prosesi, kelompok ibu-ibu dan remaja perempuan dari tiga desa datang membawa bekal makanan untuk para penari. Tradisi ini menandakan dukungan dan kebersamaan warga dalam menjaga adat.
Bupati Probolinggo Gus dr Mohammad Haris Damanhuri atau Gus Haris, yang hadir dalam kegiatan tersebut, menekankan jika Gunung Bromo tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga rumah bagi adat, budaya, dan masyarakat yang menjaga kearifan lokal.
“Saya berharap wisatawan yang datang ke Gunung Bromo tidak hanya menikmati wisatanya saja, tetapi juga mengenal budaya serta adat istiadat Suku Tengger yang ada di sini,” ujarnya.
Menurut Gus Haris, Suku Tengger memiliki beragam tradisi, seperti Tari Sodoran yang digelar pada Hari Raya Karo, Hari Raya Yadnya Kasada, serta tradisi lima tahunan Unan-unan.
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait