Pemerintah Kabupaten Probolinggo akan menetapkan tradisi-tradisi tersebut sebagai agenda resmi daerah.
Gus Haris menambahkan, mulai tahun depan akan ada kegiatan budaya rutin setiap bulan di kawasan Bromo yang melibatkan langsung tradisi Suku Tengger.
“Dengan begitu, dalam travel pattern atau pola perjalanan wisatawan yang hendak datang ke Bromo, mereka sudah mengetahui jadwal even-even budaya yang akan digelar,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo juga akan aktif menyampaikan informasi terkait budaya dan jadwal kegiatan adat di Bromo.
Harapannya, wisatawan dapat merencanakan kunjungan sekaligus memahami budaya lokal lereng Bromo.
“Jika tidak kita sampaikan, wisatawan tidak akan tahu. Maka ke depan, wisatawan yang datang ke Bromo juga diharapkan bisa mengenal adat istiadat dan budaya yang ada di sini,” kata Gus Haris.
Bagi warga Suku Tengger, Tari Sodoran bukan hanya soal seni pertunjukan, tetapi merupakan bagian dari identitas yang mengikat mereka dengan leluhur, dan setiap tahun, di Desa Jetak, kisah itu kembali dihidupkan.
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait