get app
inews
Aa Text
Read Next : Pelestarian Budaya Desa Perlu Tanggung Jawab Sosial Banyak Pihak

Era Digital Tetap Bangga dengan Budaya Jaranan di Acara Bersih Desa

Selasa, 21 Juni 2022 | 22:17 WIB
header img
Penampilan tim Jaranan Banteng Pesisir Kidul dengan ritual warisan nenek moyang (Foto: dok/Istimewa)

BLITAR, iNewsMalang.id Budaya Jaranan masih dilestariakan oleh kelompok pemuda di Desa Kotes, Kecamatan Gandusari, Kabupaten  Blitar, Jawa Timur. Terlihat tampil percaya diri di acara Bersih Desa, kemaren (20/6/2022) di depan Kantor Desa tersebut.

Budaya Jaranan memiliki nama lain yaitu Jaran Kepang alias Kuda Lumping berkembang di wilayah masyarakat Jawa Timur, “ Ciri khasnya tampil di malam hari. Diawali dengan persiapan khusus seperti doa pada Tuhan Yang Maha Esa serta ritual persembahan pada leluhur,” Kata Nur Cahyo, selaku ketua tim Jaranan.

Budaya ini merupakan salah satu  warisan nenek moyang di tanah Jawa, konon dijadikan sebagai ritual penolak balak, mengatasi berbagai musibah dan meminta kebaikan hidup khususnya pada kekuatan roh leluhur.  Jadi asal mulanya bukan sebagai unsur kesenian atau hiburan.

Jaranan di desa Kotes memiliki nama Banteng Pesisir Kidul, berdiri 1 Agustus 2015, “ Didirikan oleh kelompok pemuda di sini yang dilatar belakangi oleh panggilan hati untuk melestarikan budaya Jawa yang sudah mulai terkikis oleh jaman,” Papar Nur.

“Tak ketinggalan kami juga pernah meraih Juara satu ketika lomba Seni Budaya Kreasi Dor Kabupaten Blitar sebelum pandemi covid,” lanjutnya.

Tim Jaranan ini terkoordinasi langsung dengan Kepala Desa, Maryana, SE, selaku Pembina. Kepengurusan organisasi terdiri dari ketua (Nur Cahyono), wakil ketua (Sutaji), sekretaris (Agus Cahyono), Bendahara (Candra),

“Sumber dana untuk sarana prasana dan operasional, kami dapat dari paguyuban jaranan juga DD (Dana Desa). Lalu kalau ada pemasukan dana hasil tampil maka akan dikelola oleh bendahara. Durasi penampilan kami tiga puluh sampai enam puluh menit, istirahat lalu dilanjut lagi,” terang Nur.

Nur mengaku, peran Pemdes sudah baik. Didukung tanggapan baik dari keluarga dan masyarakat sekitar yang dipersentasikan mencapai 98%. Fakta itulah yang mendasari organisasi dan kegiatan Jaranan tetap kompak dan bertahan meski sempat vacum karena terkendala aturan masa pandemi.  

“Bahkan beberapa program desa, tetap melibatkan kami,” tegasnya.  Disinggung tentang kaderisasi  organisasi jaranan ini, Nur mengakui belum ada, “Namun kami berharap pada anak-anak di desa Kotes agar berfikir pisitif terhadap budaya jaranan ini. Dan harapan pada tim agar tetap melestarikannya,” argumennya.

“Karena jaranan merupakan budaya peninggalan nenek moyang untuk ritual dan sekarang bisa untuk hiburan,” pungkasnya. 

Tim Jaranan Banteng Pesisir Kidul Desa Kotes sebelum tampil di acara Bersih Desa, kemaren (20/6/2022)

Di tempat berbeda, Kades Kotes, Maryana, SE menambahkan (20/6/2022), “Bersih Desa bertujuan melestarikan budaya asli Jawa sehingga menjadi ajang pengembangan bakat dan kreatifitas dalam bidang seni budaya nusantara.”

Selanjutnya, Maryana menyampaikan alasan menampilkan budaya Jaranan disebabkan pemerintah wajib aktif untuk melestarikan budaya asli nusantara; di samping itu sesuai dengan visi misi desa yaitu menuju desa Kotes BERKAH  (Bersatu, Kreatif, Aman dan Harmonis) maka dalam hal ini Pemdes Kotes berupaya menggali lalu mengembangkan budaya di wilayah desa Kotes.

“Pemdes Kotes berupaya menganggarkan dana stimulan untuk pengembangan seni guna melengkapi sarpras (sarana prasarana) di bidang seni jaranan ini,” tegasnya.

Kades yang cenderung religius ini mengakui prospek budaya Jaranan terhadap desa sebagai salah satu media promosi desa, sebab dia mempunyai kesan positif dan puas terhadap penampilan mereka. Agenda Pemdes ke depan, Jaranan ini akan dikembangkan agar lebih meningkat kreatifitasnya.

Kebijaksaan Pemdes dalam menyikapi polemik era digital dengan budaya Jaranan sebagai warisan nenek moyang adalah memberikan wadah dan peluang  bagi generasi muda agar mengenal lagi budaya adiluhung dan bisa dikreasi atau dikembangkan sesuai dengan kondisi modern namun tidak menghilangkan cirri-ciri keasliannya.

Sebagai strategi pengembangan budaya nusantara, Kades lulusan Sarjana Ekonomi ini merencanakan terobosan baru yang inovatif, “Akan kita sinergikan atau kolaborasikan dengan program Wisata Kampung Toga,” katanya mengakhiri.

iNews Malang.

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut