get app
inews
Aa Text
Read Next : Memaksimalkan Lahan Produktif untuk Ketahanan Pangan

Tak Jauh dari Masjid Hagia Sophia Karangploso, Terjerat Renternir, Ibu Ditemukan Tewas Gantung Diri

Sabtu, 22 Juli 2023 | 14:01 WIB
header img
Polisi melakukan olah TKP ibu bunuh anak kandung lalu bunuh diri di Karangploso, Malang. (Avirista Midaada).

MALANG, iNewsMalang.id - Peristiwa tragis terjadi di Dusun Karangan, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Tak jauh dari Masjid Agung Al Hidayah yang desainnya mirip Masjid Hagia Sophia, seorang ibu gantung diri. Sebelum mengakhiri hidupnya, ibu bernama Mujiati diduga membunuh AQL anaknya yang berusia 3 tahun terlebih dahulu. Penemuan jenazah ibu dua anak ini menggemparkan Karangploso, Jumat (21/7/2023), karena ada indikasi nekat bunuh diri karena terjerat renternir

"Biasanya ditagih utang di rumah, dibentak-bentak saya pernah dengar. Waktu nagih suaminya nggak ada di rumah," kata Joko Harupan, tetangganya yang tinggal di RT 7. Pengakuan ini dikuatkan oleh Ahmad Toyyib Fadillah, ketua RT setempat yang mengaku sempat bertemu salah satu penagih utang ke Mujiati. "Bank titil itu (penagih utang) nagih sambil marah-marah, dulu nagihnya pernah di pos nyari Bu Mujiati. Saya tegur baik-baik, saya minta kalau nagih ke rumah saja, dengan baik-baik saja, itu saja sudah tidak enak tindakannya," tuturnya.

Toyyib mengaku melihat aktivitas penagihan utang itu sepekan sebelum Mujiati ditemukan meninggal dunia atau tepatnya pada Jumat pekan lalu (14/7/2023). "Saya tahu sendiri hari Jumat yang lalu dua orang di sini. Kalau nggak dikasih ditunggu sampai malam," katanya.

Tragisnya, saat Mujiati dan anaknya ditemukan tewas di rumahnya, dua kali penagih utang datang dalam kondisi ramai penuh warga dan polisi. Dua perempuan penagih utang datang. Mereka menanyakan utang dari Mujiati ke salah satu warga. Tidak lama kemudian, seorang pria menagih utang Mujiati sebelum akhirnya diamankan warga dibantu kepolisian. Pria ini lantas diminta meninggalkan lokasi.
 

Ahmad Toyyib Fadillah menyatakan, dari penuturan salah satu keluarganya, Mujiati mengajukan permohonan pinjaman ke rentenir sebesar Rp1,5 juta tapi dikabulkan Rp1,1 juta. Kredit tersebut harus diangsur Rp180.000 sekali pembayaran. "Jadi Rp1,5 itu nggak utuh, bunganya tinggi. Sekali ngangsur Rp180.000 itu dia 10 kali ngangsurnya," ucap Toyyib.

Pernyataan warga ini dikuatkan dengan temuan polisi. Penyidik menemukan dokumen-dokumen utang dari koperasi di Kota Batu yang telah diamankan. "Ditemukan beberapa surat-surat dokumen yang isinya kurang lebih pinjaman dari koperasi. Itu yang masih kita amankan, untuk lebih lanjut nunggu hasil labfor," ucap Kanitreskrim Polsek Karangploso Aipda Eko Nugroho seusai olah TKP.

Kasatreskrim Polres Malang AKP Wahyu Rizki Saputro menguatkan adanya utang dalam jumlah jutaan rupiah yang diduga membuat Mujiati nekat bertindak kejam ke anaknya. "Dari hasil olah TKP kami juga menemukan beberapa catatan nota nota utang, kurang lebih sekitar Rp8 jutaan," ucap Wahyu Rizki Saputro ditemui di Mapolres Malang.
 

Mujiati dan putrinya AQL ditemukan tak bernyawa pada Jumat pagi (21/7/2023) sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu warga curiga lantaran tidak ada suara dari dalam rumah sebagaimana biasanya.
 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut