MALANG, iNewsmalang.id - Aremania terus berubah pasca peristiwa tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 135 orang. Terbaru inovasi Presidium Aremania mewajibkan para Aremania untuk memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA), untuk membeli tiket pertandingan Arema FC dan Arema Indonesia.
Koordinator Presidium Aremania Ali Rifki menyatakan, ada aturan terbaru yang mewajibkan setiap suporter Aremania yang masuk ke stadion harus memiliki KTA yang bisa didaftarkan melalui aplikasi Aremania Utas. Hal ini untuk memudahkan identifikasi dan mengakses hak-hak dari suporter sendiri.
"Sekarang (Aremania ber-KTA) masih seribuan, pelan-pelan, tapi ketika nanti aplikasi itu launching, dan sudah kita jelaskan Aremania wajib ber-KTA, apabila membeli. tiket mungkin akan naik," kata Ali Rifki, ditemui di kediamannya pada Selasa (22/10/2024).
KTA ini ke depan akan diproyeksikan menjadi kewajiban setiap pembeli tiket pertandingan baik Arema FC di Liga 1, maupun Arema Indonesia di Liga 4. Dimana proses pendaftaran KTA dan pembelian tiketnya pun secara online melalui aplikasi Aremania Utas, yang akan diluncurkan oleh Presidium Aremania.
"Untuk pembelian tiket di stadion manapun ketika Arema FC atau Arema Indonesia digelar, ini satu tiket satu KTA, satu KTA 1 tiket, itulah fungsi KTA. Sudah kita jelaskan Aremania wajib per KTA, apabila membeli tiket," ungkapnya.
Selain kemudahan membeli tiket pertandingan, ada sejumlah keuntungan bagi Aremania yang ber-KTA salah satunya penyediaan asuransi kesehatan dan kejiwaan tak hanya di dalam stadion, tapi juga di luar stadion atau ketika beraktivitas sehari-hari. Dimana uang pendaftaran Rp 100 ribu untuk anggota KTA itu, 50 ribunya menjadi premi asuransi bekerjasama dengan salah satu bank BUMN, untuk melindungi pemilik KTA.
"Setiap anggota yang ber-KTA akan mendapatkan polis berasuransi yang mana benefitnya adalah ketika dia anggota kita sakit, dirawat di rumah sakit maka akan mendapatkan uang santunan 100 ribu, selama dia dirawat, misalkan 10 hari dia (dirawat) dapat 1 juta," jelasnya.
Kemudian bila sehari-hari itu pemegang KTA mengalami kecelakaan berlalu lintas atau mengalami bencana hingga terluka, juga mendapatkan santunan. Kemungkinan terburuk pun jika pemegang KTA itu meninggal dunia, karena kecelakaan atau suatu hal yang bencana misalnya, maka ahli waris akan mendapatkan Rp 19 juta.
"Ini tidak melulu tentang sepak bola, berangkat ke stadion, tapi meliputi semua kegiatan kehidupan. Ketika dia berkendara bekerja menuju tempat kerja, ataupun berkendara, ataupun apapun sakit dalam masa apapun, itu dapat benefit ini," kata mantan Manajer Arema FC ini.
Nantinya KTA ini akan diperpanjang setiap tahunnya dengan membayar premi yang dijadikan polis asuransi. Keuntungan KTA berasuransi inilah yang membuat beberapa golongan masyarakat di antaranya mahasiswa dan ojek online (ojol) tertarik mendaftar. Total sejauh ini sudah ada sekitar 1.000 pendaftar KTA datang dari berbagai elemen masyarakat, baik suporter maupun non-suporter.
Hal ini yang diklaim Ali menjadi satu-satunya suporter di Indonesia yang memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan, tidak hanya di dalam stadion saja, tapi di luar stadion.
"ini satu-satunya kita organisasi suporter yang memberikan asuransi kesehatan dan keselamatan jiwa buat anggota dan suporternya itu baru kita, Boleh dicek di manapun organisasi di manapun belum memberikan ini. Hanya Aremania Utas atau perkumpulan Aremania ini yang memberikan benefit ini," pungkasnya.
Sebagai informasi, Aremania tengah menjadi sorotan dalam dua tahun terakhir pasca tragedi Kanjuruhan Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022 lalu. Di tragedi persepakbolaan Indonesia terbesar itu, 135 nyawa melayang dan ribuan orang terluka akibat berdesakan keluar stadion, usai kepolisian menembakkan gas air mata ke tribun untuk mengendalikan massa yang beringas masuk ke stadion.
Sejumlah faktor di antaranya stadion yang melebihi kapasitas, hingga pintu keluar yang tak dibuka maksimal jadi penyebabnya. Dari tragedi Kanjuruhan itulah Arema FC harus mendapatkan sanksi untuk berlaga 200 kilometer di luar Malang.
Selain itu Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, dinyatakan tidak layak menggelar pertandingan Liga 1, karena tidak memenuhi unsur keselamatan dan standar laik fungsi (SLF). Alhasil stadion di Jalan Trunojoyo, Kepanjen, Kabupaten Malang, itu pun terpaksa direvitalisasi.
Rencananya proses revitalisasi ini selesai pada Desember 2024, dan Arema FC kembali bisa menggunakan stadion ini. Selama proses renovasi itu Arema FC bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, selama musim 2023 - 2024, dan bermarkas di Stadion Soepriadi, Kota Blitar, pada musim 2024 - 2025 hingga bulan Desember mendatang.
Editor : Avirista Midaada