Kisah Wanita Open BO Aplikasi Michat, Ogah Cium Pelanggan, Antara Jijik dan Takut Tertular HIV

Tim INews Malang-Cirebon
Dua pekerja seks komersial (PSK) online, Wita dan Indah, menolak berciuman saat melayani pelanggan.(Foto: Ist)

Nafsu Indah kian tak terbendung setelah dia melahirkan anak kedua ditambah lagi dirinya yang 5 tahun menjanda. Usai bercerai, wanita asal Kalimantan yang tinggal di wilayah Jakarta Selatan ini berpetualang mencari sesuatu yang berbeda. Sudah lebih 3 kali dia berganti pasangan, namun tidak ada yang cocok terutama dalam urusan ranjang.  “Gue emang selalu gonta-ganti pacar hanya untuk memuaskan seks. Maklum gue selalu meledak-ledak,” tutur Indah. 

Sebagai PSK online, Indah terus berimajinasi liar dengan bermacam-macam pria dan tidak fokus hanya pada satu pria layaknya pacaran. Dia memperoleh kepuasan yang berbeda dengan berbagai tipikal pria hidung belang yang ditidurinya.  Bahkan, dia diajak jalan-jalan dengan pria teman kencannya ke beberapa daerah. Ada satu lagi yang membuat dirinya puas yakni ada juga bule yang membookingnya. Dia juga lebih memilih hotel sebagai tempat bercinta ketimbang menyewa apartemen yang menurutnya kurang aman. 

Begitulah kehidupan PSK online. Tidak hanya di Jakarta, kehidupannya di mana saja termasuk Kota Malang hampir sama. Walikota Malang Sutiaji berusaha meredam  PSK online dengan cara mengerahkan lurah dan camat. Mereka diminta install aplikasi Michat untuk memantau pergerakan PSK Online. Semoga saja kebijakan tersebut bisa meredam pertumbuhan PSK Online. Jangan malah jadi sarana mencari keuntungan sesaat memanfaatkan PSK Online.    



Editor : Arif Handono

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network