Perang Rusia Ukraina memasuki babak baru ketika satu persatu kota di Ukraina yang memiliki reaktor nuklir berhasil direbut Rusia. Terakhir, Rusia berhasil menguasai reaktor Zaporizhzhia yang dikhawatirkan bisa menghasilkan radioaktif hingga 10 kali lipat dari bencana nulir terburuk di Chernobyl jika meledak.
Seorang ahli nuklir di Universitas Sydney, Profesor David Fletcher mengatakan 'skenario terburuk' untuk reaktor Zaporizhzhia akan mirip dengan apa yang terjadi di Fukushima Jepang pada tahun 2011. "Bencananya tidak seperti di Chernobyl yang bisa mengakibatkan kematian langsung," katanya dilansir Daily Mail.
Kekhawatiran sebenarnya dari reaktor ini adalah ketika ada kerusakan pada sistem pendingin yang diperlukan bahkan ketika reaktor dimatikan. "Jenis kerusakan inilah yang menyebabkan kecelakaan Fukushima," ujar Fletcher yang pernah bekerja di Badan Energi Atom Inggris ini.
Sementara Chernobyl memiliki reaktor moderator grafit, Zaporizhzhia menggunakan reaktor moderat air yang umumnya dianggap lebih aman. Dalam reaktor nuklir, moderator digunakan untuk mengurangi kecepatan putaran neutron.
Profesor Claire Corkhill, ahli nuklir di Universitas Sheffield, mengatakan, di Chernobyl moderator grafit terbakar selama 10 hari. "Asap radioaktif dari reaktor dibawa tinggi ke atmosfer, yang merupakan alasan mengapa penyebaran radiasi begitu luas, di seluruh Eropa," ujarnya.
Ini tidak bisa terjadi di Zaporizhzhia karena tidak ada grafit. Setiap pelepasan radiasi akan jauh lebih terlokalisasi. Keuntungan lainnya dari reaktor Zaporizhzhia adalah bahwa inti reaktor mengandung lebih sedikit uranium.
Ini menurunkan risiko peristiwa fisi tambahan yang terjadi dan oleh karena itu membuat reaktor lebih aman dan lebih terkendali.
Dr Mark Wenman, Ahli Nuklir di Nuclear Energy Futures, Imperial College London mengatakan, Zaporizhzia terlindungi dengan baik jika terjadi serangan langsung.
"Desain reaktor ini lebih modern dengan komponen reaktor yang penting ditempatkan di dalam bangunan penahan beton bertulang baja berat yang dapat menahan kejadian eksternal yang ekstrem, baik bencana alam, kecelakaan pesawat atau ledakan bom," kata Mark Wenman.
Sepertia diketahui, reaktor Zaporizhzhia dibangun antara tahun 1984 dan 1995. Ini adalah pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan terbesar kesembilan di dunia.
Salah satu perbedaan utama antara Zaporizhzhia dan Chernobyl (yang mulai dibangun pada tahun 1972) adalah bahwa Chernobyl tidak memiliki sistem penahanan di sekitar reaktornya.
Jadi begitu mereka mengalami kecelakaan, mereka memiliki pelepasan besar-besaran bahan radioaktif, menurut Dale Klein, mantan ketua Komisi Pengaturan Nuklir AS.
Klein mengatakan kepada Bloomberg bahwa reaktor Zaporizhzhia dilindungi dengan logam tebal dan cangkang semen, yang dirancang untuk menahan gempa bumi dan ledakan besar. iNews Malang
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait