JAKARTA, iNewsMalang.id - Israel diduga telah menggunakan bom fosfor putih dalam serangannya terhadap Lebanon dan Gaza. Senjata mematikan ini menjadi ancaman serius bagi kehidupan manusia. Kelompok hak asasi manusia telah memverifikasi penggunaan amunisi fosfor putih oleh Israel melalui wawancara dan video yang menunjukkan bahwa senjata kimia ini digunakan di dua lokasi sepanjang perbatasan Israel-Lebanon dan di pelabuhan Kota Gaza.
Menurut Lama Fakih, Direktur Timur Tengah dan Afrika Utara dari Human Rights Watch (HRW), penggunaan fosfor putih secara ilegal di daerah perkotaan yang padat dapat mengakibatkan kebakaran rumah dan merusak warga sipil. Seperti yang dilaporkan oleh Sindonews.com pada Sabtu (14 Oktober 2023), militer Israel membantah penggunaan fosfor putih untuk penyebaran di zona perang Gaza. Apa itu fosfor putih? Fosfor putih adalah zat beracun berbentuk lilin yang terbakar pada suhu lebih dari 800 derajat Celsius, cukup tinggi untuk melelehkan logam.
Kemampuannya untuk cepat terbakar dan menciptakan asap tebal di area luas telah membuat fosfor putih menjadi pilihan bagi militer dalam menciptakan tirai asap. Asap ini bisa bertahan hingga tujuh menit. Amunisi fosfor putih sulit dipadamkan hingga fosfor terbakar habis atau tidak lagi terpapar oksigen. Penggunaannya bisa menyerupai peluru artileri, bom, roket, atau granat.
"Ledakan udara fosfor putih menyebarkan zat ini di area luas, tergantung pada ketinggian ledakan, dan hal ini mengenai lebih banyak warga sipil serta infrastruktur daripada ledakan di tanah yang terlokalisir," kata Ahmed Benchemsi, Direktur Komunikasi Divisi Timur Tengah dan Afrika Utara HRW, dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Jumat (13 Oktober 2023).
Apakah fosfor putih berbahaya bagi manusia? Fosfor putih dapat membakar kulit hingga tulang. Zat kimia ini bisa diserap oleh tubuh dan menyebabkan disfungsi pada beberapa organ, termasuk hati, ginjal, dan jantung. Menurut Roman Hossein Khonsari, seorang profesor bedah maksilofasial dan bedah plastik di Rumah Sakit Necker-Enfants Malades Paris, luka bakar fosfor putih memiliki efek ganda. Mereka memiliki efek lokal akibat luka bakar itu sendiri, yang umumnya sangat parah dan sangat dalam, dan efek kedua adalah efek metabolik, yang bisa membunuh pasien. Gangguan metabolik bisa termasuk kadar kalium yang tidak normal yang bisa menyebabkan gagal jantung. Khonsari juga menjelaskan bahwa jika luka bakar fosfor putih tidak diidentifikasi oleh dokter sebagai disebabkan oleh fosfor putih, korban mungkin tidak akan menerima perawatan yang diperlukan untuk menghindari risiko gagal organ.
Khonsari uga menjelaskan bahwa luka bakar fosfor putih akan terus menembus kulit dan mencapai tulang kecuali zat ini dicuci dengan benar. Fosfor putih bisa menempel pada banyak permukaan seperti pakaian, juga bisa menyala kembali jika kontak dengan kulit terjadi lagi. Selain itu, fosfor putih juga bisa mematikan jika dihirup, dan asapnya dapat menyebabkan gangguan mata yang serius serta membuat mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
Apakah fosfor putih dilarang? Fosfor putih tidak dilarang oleh konvensi internasional karena tidak dianggap sebagai "senjata pembakar" yang dimaksudkan untuk menyebabkan kebakaran atau luka bakar. Sebagai gantinya, fosfor putih dianggap sebagai amunisi serbaguna. Protokol III Konvensi tentang Senjata Konvensional Tertentu tahun 1980 hanya melarang senjata pembakar atau penggunaan zat lain untuk menyerang penduduk sipil. Luka bakar atau cedera akibat fosfor putih dianggap sebagai efek insidental, memungkinkan militer berargumen bahwa itu hanya digunakan sebagai tirai asap, sinyal, atau untuk menerangi sasaran. Meskipun bukan merupakan pihak yang menandatangani Protokol III, Amerika Serikat dan Israel telah menyatakan bahwa penggunaan fosfor putih oleh mereka sesuai dengan regulasi internasional.
Dalam panduan mereka tentang aturan perang, Israel mengatakan, "Fosfor tidak berbeda dari bensin yang bereaksi terhadap korek api yang menyala, dan yang membedakannya dari senjata kimia adalah bahwa reaksinya tidak ditujukan melawan fisiologi manusia." Namun, Khonsari menjelaskan bahwa luka bakar yang disebabkan oleh zat seperti bensin cenderung tidak mematikan jika hanya menutupi area kecil dari tubuh, tidak seperti yang disebabkan oleh fosfor putih.
Apakah Israel telah menggunakan fosfor putih di Gaza? Selain tuntutan terbaru HRW tentang penggunaannya, laporan HRW tahun 2009 menemukan bahwa Israel secara luas menggunakan amunisi fosfor putih selama Operasi Cast Lead di Gaza, yang berlangsung dari 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Pada saat itu, Israel bergantian antara mengonfirmasi dan menyangkal penggunaannya terhadap amunisi fosfor putih. Pada tahun 2009, juru bicara militer pertama mengatakan bahwa itu digunakan untuk menandai sasaran tetapi kemudian membantah bahwa fosfor putih digunakan sama sekali. Beberapa minggu setelahnya, pejabat Israel memerintahkan penyelidikan tentang penggunaan fosfor putih tetapi tetap berpendapat bahwa penggunaannya sesuai dengan standar internasional.
Editor : Arif Handono