get app
inews
Aa Read Next : Heboh Wayang Haram, Ini Filosofi Wayang dalam Dakwah Sunan Kalijaga

Mengenal Karakter Tokoh Wayang

Rabu, 23 Maret 2022 | 12:51 WIB
header img
Dian Asparagus, budayawan di Blitar

Rahadian Asparagus*

*Budayawan tinggal di Blitar

 

Sengkuni yang provokator, Durna seorang guru yang pilih kasih, Drupadi yang dendam kepada Kurawa, Bagong yang lucu. Tunggu dulu, Kisanak! Ada beberapa pemikiran dari tokoh wayang tersebut yang belum banyak diketahui khalayak. Yuk, kita kulik.

Pandangan umum tersebut yang sepertinya melekat dan membekas pada beberapa tokoh wayang yang saya sebutkan di atas. Tidak salah memang. Saya pun sepakat dengan hal itu. Tapi, boleh dong kita menggali lebih dalam tentang beberapa pemikiran yang bisa dibilang "alternatif" dari tokoh-tokoh tersebut.

Hal ini bukan untuk bangga-banggaan, tapi lebih ke keberlangsungan budaya wayang agar bisa lintas generasi dan lintas kompetensi khususnya dalam hal keilmuan.

Kali ini saya akan membahas beberapa karakter diantaranya, Sengkuni, Durna, Drupadi dan Bagong. Untuk tokoh lainnya menyusul.

 

1.Sengkuni

Terlepas dari stereotip beliau yang culas, provokator dan acap kali menghalalkan segala cara untuk berkuasa, ada beberapa fakta menarik tentang Paman dari para Kurawa ini. Salah satu diantaranya ialah tentang konsep memaknai apa itu yang disebut "Kebebasan". Menurut Sengkuni, Manusia itu pada dasarnya "bebas". Atas dasar "bebas" itu pula lah, dia mengajarkan para keponakannya untuk melakukan apapun yang mereka kehendaki. Termasuk mempertahankan tanah airnya.

Oleh karena itu, meminjam mulut dari keponakannya yang pertama, Duryudana, Sengkuni menentang keras pembagian wilayah kekuasaan oleh Pandawa, walaupun itu hanya segenggam tanah. Bagi Sengkuni, pembagian wilayah tersebut tidak sesuai dengan konsep "kebebasan" yang dia yakini. Bagaimanapun, selama ini yang membangun kerajaan Hastina tidak lain dan tidak bukan, adalah Dinasti Kurawa, dimana Sengkuni masuk di dalamnya.

Tak lupa juga, Sengkuni mengajarkan kepada keponakannya bahwa segala bentuk kebebasan tadi haruslah dibarengi dengan tanggung jawab. Jangan mau enaknya aja, susahnya kagak. Merujuk dari keyakinannya tersebut, Sengkuni pun tak gentar sedikitpun apabila kelak berperang dengan para Pandawa. Demi membela tanah air, segala cara harus dilakukan.

 

2. Durna

Sebutkan tokoh Psikoanalisa yang terkenal? Sigmund Freud, Carl Gustav Jung, atau Erich Fromm? Eits, Tunggu dulu. Sebelum mengenal para tokoh tersebut, kita kenalan dulu dengan Pandita Durna. Ya. Guru Pandawa dan Kurawa ini menurut saya adalah tokoh Psikoanalisa yang pernah ada di semesta pakeliran. Salah satu gagasannya adalah, pembagian dua tipe kepribadian.

Jadi begini, sedari awal, Pandita Durna  sudah membagi tipe kepribadian seseorang menjadi dua karakter, yaitu tipe Bratasena dan tipe Duryudana. Nama tersebut diambil dari dua nama muridnya. Tipe Bratasena merupakan tipe orang yang pendiam, suka menyendiri tidak suka basa-basi, dan penuh kewaspadaan. Tipe Duryudana merupakan tipe orang yang periang, suka keramaian, dan sigap terhadap keadaan sekitar. Jika dilihat dari kedua tipe kepribadian ini sekilas hampir sama dengan Introvert dan Ekstrovert, bukan?

 

3. Drupadi

Kenapa Drupadi bisa dikatakan sebagai tokoh sentral dari cerita Mahabarata? Selain karena dia adalah istri dari kelima ksatria  Pandawa, beliau juga merupakan perempuan yang sangat frontal menyadarkan kaum perempuan bahwa, mereka bisa kok mengeksplor kemampuan dirinya menjadi lebih baik lagi.

Drupadi sangat keras menentang pandangan umum waktu itu, dimana jika perempuan ingin dihargai maka dia haruslah bisa masak, nyuci, nyapu, dan momong anak. Belajar silat, bertarung, berlatih beberapa senjata, dan mendalami ilmu kanuragan adalah areanya para lelaki. Bagi Drupadi, pernyataan itu sangatlah konyol dan tidak masuk akal.

Beliau berpendapat, predikat "keperempuanan" yang berlangsung selama kurun waktu yang lama tersebut, hanya kesepakatan dan sangat bisa dikompromikan, bukan keharusan apalagi kewajiban, yang apabila tidak dijalankan akan gugur pula "status keperempuanan"nya.  Sekali lagi, ini menurut Drupadi lho ya, bahwa kewajiban kodrati perempuan adalah melahirkan, menyusui dan menstruasi. Selain itu tadi bisa di musyawarahkan atau disepakati bersama.

 

4. Bagong

Bagi anggota dari Ponokawan ini, mencari kesenangan itu hal yang sangat manusiawi sekali. "Wong urip iku sing digoleki yo seneng. Ora ono wong urip ki nggolek susah. Hla gendeng po?"  Itu perkataan Bagong kepada kakak keduanya Petruk waktu sesi Goro-Goro.

Menurut Bagong, "Hiduplah untuk mencari kesenangan tapi janganlah kalian hidup hanya untuk senang-senang". Lagi-lagi menurutnya, mencari "kesenangan" dan hanya "senang-senang" belaka itu konotasinya sama sekali berbeda.

Konsep pemikiran tentang "Hidup" menurut Bagong agak berbeda dengan Bapaknya, Ki Lurah Semar. Semar beranggapan, bahwa hidup itu bagaimana caranya jadi orang baik. Sedangkan Bagong, menganggap bahwa hidup itu bagaimana caranya biar bahagia. Cara bahagia itu bagaimana? Ya, Senang. Simple.

Itulah mengapa Bagong tenang-tenang saja ketika dia disuruh Bapaknya untuk ikut menemani salah satu dari anggota Pandawa entah itu untuk bersemedi, mengembara dan lain sebagainya. Meski terkadang resiko dalam perjalanan itu bisa saja mencelakakan dirinya atau bahkan nyawa jadi taruhannya. Kenapa Bagong tenang? Karena dia bahagia. Kenapa Bagong bahagia? Karena dia senang.

**

Merujuk pada adagium yang berbunyi "Wayang Tak hanya sekadar Tontonan, tapi juga merupakan Tuntunan.", Harapannya adalah unen-unen tersebut dapat masuk ke relung-relung penikmatnya dengan berbagai cara, salah satunya ialah dengan mendalami struktur pemikiran dari beberapa tokohnya.

Saya percaya dengan Hukum Kausalitas di mana ada sebab dan akibat. Proses di antara "Sebab" menuju "Akibat" inilah yang kita gali. Diharapkan kita akan lebih bijak memahami kenapa tokoh ini melakukan ini dan kenapa tokoh itu berbuat itu.  Itulah sedikit pemikiran dari beberapa tokoh wayang yang semoga saja bisa bermanfaat.

 

Editor : Arif Handono

Follow Berita iNews Malang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut