JAKARTA, iNewsMalang.id - Komjen Pol (Purn) Gregorius "Gories" Mere. Nama Jenderal Polisi ini dikenal sebagai perintis Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Dia lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1976.
Gories mulai terkenal namanya saat memburu Ratu Ekstasi Zarima di Texas, AS, pada 1996 lalu. Zarima waktu itu kedapatan memiliki 29.667 butir ekstasi. Selain itu, Gories Mere juga pernah menangani kasus penyahgunaan narkoba penyanyi rock Ahmad Albar. Lalu saat terjadi kasus Bom Bali 2002, Gories yang kala itu berpangkat Kombes ditunjuk Kapolri menjadi komandan lapangan (Ketua Tim Penyidik).
Tak lama kemudian, Satuan Anti Teror ini dirintis oleh Gories Mere diresmikan oleh Kapolda Metro Jaya kala itu, Irjen Pol Firman Gani, pada 26 Agustus 2004. Densus 88 Antiteror Polri ini awalnya hanya beranggotakan 75 orang yang dipimpin oleh Jenderal Polisi Tito Karnavian selaku komandan lapangan untuk investigasi.
Dengan tugasnya ini, Gories Mere juga tak jarang jadi target pembunuhan. Pada saat kerusuhan massa 22 Mei 2019, nama Gories Mere sempat menjadi target pembunuhan bersama 3 pejabat negara lainnya. Demikian dari berbagai sumber.
Nama Gories Mere mencuri perhatian karena ternyata ia juga pernah menjadi target pembunuhan. Pada tahun 2011, ia bersama beberapa tokoh polisi dan masyarakat mendapat teror bom buku yang cukup heboh kala itu. Gories Mere memang termasuk daftar orang yang diburu oleh pembunuh bayaran di Tanah Air. Hal itu diungkapkan Tito Karnavian ketika menjabat Kapolri, saat konferensi pers di Kantor Menko Polhukam 28 Mei 2019. Komjen Pol (Purn) Gories Mere lahir pada 17 November 1954 di Flores Timur. Gories Mere pernah menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2009-2012. Gories Mere pensiun dari Kepolisian pada 1 Desember 2012 dengan pangkat Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi. Akan tetapi, Presiden Joko Widodo mengangkat Gories Mere sebagai Staf Khusus Presiden bidang intelijen serta Keamanan sejak Juni 2016. ( iNews Malang )
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait