RADEN Said adalah putra Tumenggung Wilatikta alias Tumenggung Wilwatikta di Tuban. Ia juga merupakan salah satu murid dari Sunan Ampel. Raden Said dikenal juga dengan nama Brandal Loka Jaya adalah sosok perampok yang baik hati. Dia merampok uang kerajaan yang dinilai tiran dan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Mirip dengan legenda Robin Hood di daratan Eropa. Brandal Loka Jaya adalah Robin Hood van Tuban.
Dalam aksinya, Raden Said pernah mengambil sebagian hasil bumi yang ditarik oleh Majapahit. Kemudian bahan makanan itu dibagi-bagikan kepada rakyat yang sangat membutuhkannya. Tentu rakyat sangat gembira mendapatkan rezeki tersebut.
Namun, aksi Raden Said tersebut lambat laun ketahuan hingga akhirnya ia diusir oleh Ramandanya Tumenggung Wilatikta.
Dalam pergulatan atau pengembaraan Raden Said menjadi brandhal (perampok) akhirnya ia dipertemukan dengan Raden Maulana Makdum Ibrahim alias Sunan Bonang, putra Kanjeng Sunan Ampel.
Kebetulan, Sunan Bonang memang bertugas dalam dakwahnya di daerah Tuban dan sekitarnya.
Berawal dari melihat tongkat Sunan Bonang yang kerlap-kerlip serta cumlorot seperti ada emasnya, tak ayal membuat Sang brandhal menjadi gelap mata untuk merampoknya.
Namun, belum sempat Brandhal Lokajaya merebut tongkat itu, tiba-tiba Sunan Bonang menunjuk ke arah buah kolang-kaling di atas pohon aren. Betapa herannya Raden Said begitu melihat buah kolang-kaling yang sekonyong-konyong berubah menjadi emas, permata atau berlian yang memancarkan cahaya gemerlapan.
Secara spontan, Raden Said kemudian meninggalkan Sunan Bonang, lalu memanjat pohon aren hendak mengambil emas permata di atas. Tetapi sayang, buah kolang-kaling yang terlihat seperti emas-emasan, berlian atau permata tadi. Namun di luar dugaan, tiba-tiba emas-emas itu kembali ke wujud asalnya, yaitu buah kolang-kaling.
Sejak itulah Raden Said benar-benar bertaubat di bawah bimbingan Sunan Bonang
Sunan Bonang kemudian memerintahkan Raden Said supaya menjaga tongkatnya yang ditancapkan di pinggir kali (sungai). Dengan duduk bersila, Raden Said menunggui tongkat Sunan Bonang selama 40 hari 40 malam.
Begitulah yang dilakukan Raden Said siang dan malam tanpa mengeluh sedikit pun meski ditempa oleh panas dan dingin di malam hari.
Usai melaksanakan tugasnya menjaga tongkat selama 40 hari, Sunan Bonang kemudian memandikan Raden Said dengan air bersih, lalu memberinya pakaian yang bersih pula.
Setelah itu, Sunan Bonang memberikan wejangan khusus kepada Raden Said yang telah setia menjalankan tugas yang diberikan kepadanya.
Bentuk kesetiaan Raden Said menjaga tongkat di pinggir sungai selama 40 hari itulah, ia kemudian dikenal dengan nama Sunan Kalijaga. Artinya, orang yang bertugas menjaga kali (sungai).
Sumber: Buku Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit. ( iNews Malang )
Editor : Arif Handono