iNewsMalang.id - Salman Al Farisi, adalah salah satu tokoh penting dalam Perang Khandaq. Dia adalah seorang bangsawan dari Persia. Seperti kita tahu, setelah masa Hijrah Rasulullah ke Madinah, daerah Persia adalah daerah yang belum tersentuh oleh peradaban Islam. Mereka masih berdiri dalam peradaban mereka yang cukup maju. Salman Al Farisi inilah salah satu dari bangsawan Persia yang memeluk Islam dalam masa awal Islam.
Perjalanannya menemukan agama Tauhid yang dibawa Rasullulah SAW tidaklah mudah. Dalam sebuah cerita, pada suatu ketika sang bangsawan Persia ini pernah menjadi budak seorang Yahudi, namun atas kebaikan para sahabat Anshar kaum muslim asli Madinah, dia berhasil dibebaskan dan kembali menyandang status bangsawannya. Pun demikian dalam masalah percintaan, Salman Al Faris pernah menaksir seorang gadis Anshar yang asli Madinah, namun sayang, sebagai seorang pengembara dari tanah Persia ini, cintanya bertepuk sebelah tangan.
Seperti diketahui, karena reputasi dan kecerdasannya saat bergabung dengan kaum Muslim di Madinah, status keberdaan Salman Al Farisi ini pernah diperebutkan oleh pengikut Rasullulah baik dari kalangan Muhajirin yang berasal dari Makkah, maupun kaum Anshar yang merupakan akamsi (anak kampung sini ) asli Madinah.
Salah satu warisan kejeniusan Salman Al Faraisi tercatat sejarah adalah, idenya yang menggunakan siasat membangun parit-parit dalam perang Khandaq dalam membendung serangan kaum kafir Quraish yang tidak menginginkan kekuatan Rasul Muhammad semakin besar setelah hijrah ke Madinah. Strategi dari Salman Al Farisi ini menuai sukses besar. Pasukan kafir Quraish berhasil dipukul mundur oleh pasukan Rasullulah yang ada di Madinah.
Pada suatu hari, karena reputasi perjuangan yang tulus dan status keberadaanya di Madinah diperebutkan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin, yang berpotensi menimbulkan perpecahan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin, pada suatu ketika Rasulullah akhirnya menyatakan status Salman Al Farisi ini : “Salman adalah golongan kami, Ahlul Bait. Dan memang selayaknyalah jika Salman mendapat kehormatan seperti itu,” kata Rasulullah SAW.
Ali Bin Abi Thalib, sang keponakan Muhammad dan kelak meneruskan perjuangan Rasulullah memberikan gelar kepada Salman Al Farisi sebagai Lukmanul Hakim.
Dan sewaktu ditanya mengenai Salman, yang ketika itu telah wafat, maka Ali Bin Abi Thalib menjawab “Ia adalah seorang yang datang dari kami dan kembali kepada kami Ahlul Bait. Siapa pula di antara kalian yang akan dapat menyamai Luqmanul Hakim. Ia telah beroleh ilmu yang pertama begitu pula ilmu yang terakhir. Dan telah dibacanya kitab yang pertama dan juga kitab yang terakhir. Tak ubahnya ia bagai lautan yang airnya tak pernah kering”. (iNews Malang)
Editor : Arif Handono